Senin, 04 November 2013

HARGA DAGING SAPI TAK KUNJUNG TURUN



Harga Daging Sapi Sulit Turun

BANDUNG, (PRLM).- Target pemerintah untuk menurunkan harga daging sapi hingga ke kisaran Rp 80.000/ kg pada akhir Oktober ini tidak akan mudah. Sebabnya, permasalahan komoditas tersebut tidak sederhana. Terbukti, ketika pemerintah mendatangkan 3000 ton daging sapi beku impor dari Australia pada Juli lalu, harga tidak serta merta langsung turun bahkan di sebagian tempat mendapatkan respon negatif baik dari konsumen maupun pedagang.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Umum Asosiasi Pedagang Ritel Indonesia (Aprindo) Jabar, Hendri Hendarta kepada “PRLM" di Bandung, Minggu (20/10/13). “Saat ini saja, harga daging sapi rata-rata di pasar modern berada di kisaran Rp 100.000/ kg. Sementara itu, akhir Oktober tinggal sekitar 10 hari lagi. Artinya, dalam waktu 10 hari tersebut, pemerintah mesti menurunkan harga daging sapi dari Rp 100.000/ kg menjadi Rp 80.000/ kg,” ujarnya.
Menurut Hendri, bila pemerintah memang ingin menurunkan harga daging sapi, maka mesti dipastikan dahulu, komoditas impor baik itu daging sapi beku, sapi bakalan, atau sapi siap potong yang masuk ke Indonesia akan mendapatkan respon positif dari pasar. Dengan demikian, maka upaya tersebut akan dapat menurunkan harga daging sapi lokal di pasaran.
“Salah satu penyebab melambungnya harga daging sapi lokal di pasar modern, karena dilarangnya pasar modern menjual daging jeroan impor. Dengan demikian, harga jeroan lokal juga menjadi mahal. Adapun untuk daging atau jeroan impor, pasar modern hanya dapat menjual komoditas tersebut bila sudah melalui proses pengolahan,” katanya menjelaskan.
Ketika disinggung mengenai realistis atau tidaknya target pemerintah untuk menurunkan harga daging sapi hingga ke kisaran Rp 80.000/ kg pada akhir Oktober ini, ia mengatakan, saat ini semua pihak termasuk Aprindo Jabar memang dalam tahapan menunggu. Meski waktunya memang sudah sangat mendesak, Hendri berharap pemerintah dapat mencapai target yang ditetapkannya.
“Biasanya setelah Iduladha harga dagin sapi akan turun, tapi tahun ini, meski momen hari raya tersebut sudah lewat satu pekan lebih, harga daging sapi masih saja relatif tinggi. Padahal, pasokan juga relatif lancar, tapi harga masih saja sulit untuk turun,” kata Hendri.
Menanggapi maraknya pemberitaan mengenai bakso impor asal Malaysia, Hendri mengaku belum begitu mengetahui mengenai informasi tersebut. Selain itu, ia juga memastikan, produk tersebut belum masuk ke pasar modern di seluruh Jabar. Ia meyakinkan, pasar modern di Jabar hanya akan menjual produk olahan baik lokal maupun impor yang telah secara pasti layak edar.
“Termasuk bakso impor asal Malaysia, mesti dipastikan dulu legalitasnya. Meski memiliki harga lebih murah, bahkan hingga 50 persen, semua itu tidak akan ada artinya bila tidak memiliki persyaratan untuk layak edar. Misalnya kode pada kemasan yang mengindikasikan produk tersebut memang telah memiliki izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan,” ujar Hendri. (A-207/A-108)***

Menurut saya, karna dari Negara kita pun masih terlalu banyak impor akan daging sapi. Yg jelas kita tau sapi sendiri pun di Indonesia sudah banyak petani ternak sapi. Jadi wajar harga sapi tidak kunjung turun karna dari warga Negara kita pun lebih banyak memilih daging sapi local yg benar-benar produksi Indonesia. Sebab daging sapi impor masih sangat diragukan akan kesegarannya, pemotongannya serta bahan-bahan yg tidak kita ketahui menggunakan pengawet-pengawet yg tidak baik

SUMBER
http://www.pikiran-rakyat.com/node/255574

Tidak ada komentar:

Posting Komentar