Kelebihan berinvestasi logam mulia (emas): 
1. 
Likuiditas tinggi, artinya dapat diuangkan kapan saja. Jika kita punya 
logam mulia (emas) dan sedang membutuhkan uang, bisa dijual ke toko emas
 maka saat itu juga kita punya uang tunai. Bahkan emas juga bisa 
digadaikan kalau kebutuhan akan uang tunai jangka waktunya pendek. 
Apabila ingin digadaikan, hitung biaya gadainya.
2. Nilainya 
cenderung naik. Secara acak saja, pada awal maret 2004 harga logam mulia
 (emas) di Aneka Tambang (ANTAM) Rp.108.700/gram. Sedangkan pada awal 
Oktober 2012 atau sekitar 8 tahun 7 bulan kemudian, harganya mencapai 
Rp550.400/gram. Itu artinya logam mulia (emas) mengalami kenaikan 
rata-rata pertahun sebesar 20,48%. Meskipun kalau dianalisa, kenaikan 
tertinggi berlangsung sejak tahun 2007 sampai 2011 lalu. Setelah itu 
sempat turun cukup tajam lalu naik lagi di Agustus -September 2012. 
Sedangkan kenaikan rata-rata sebelum 2007 adalah sekitar 10%-15%. 
3.
 Sebagai diversifikasi investasi lainnya. Masih ingat pepatah “Don’t put
 your egg in one basket”? Maka selain investasi di pasar modal seperti 
reksadana, saham ataupun obligasi, logam mulia (emas) cocok juga untuk 
turut dikoleksi sehingga diversifikasi investasinya lebih beragam.  
Kekurangan berinvestasi logam mulia (emas):  
1.
 Membutuhkan tempat penyimpanan khusus. Karena jika tidak disimpan 
dengan baik, bisa hilang termasuk kecurian. Maka investasinya bisa 
hilang  100%. 
2. Harga fluktuatif. Bisa naik, bisa juga turun. 
Jadi kalau ada yang bilang bahwa harga logam mulia (emas) itu pasti 
naik, itu bohong karena faktanya harga emas itu fluktuatif. Meskipun 
secara jangka panjang harganya cenderung naik tetapi tetap saja ada 
risiko untuk turun. 
3. Selisih harga beli dan jual. Selisih 
harga beli dan jualnya ini sekitar rata-rata 3% - 4%. Maksudnya, jika 
kita beli logam mulia (emas) hari ini, lalu hari ini kita langsung jual,
 maka harganya akan didiskon 4% (standar harga Antam). Sehingga tidak 
cocok untuk investasi dengan jangka waktu yang terlalu pendek karena 
bisa jadi harga jualnya kembali belum bisa menyamai harga belinya. 
4.
 Cenderung lambat. Kenaikan harga logam mulia (emas) cenderung melambat 
ketika kondisi ekonomi stabil. Ketika terjadi krisis ekonomi seperti 
saat ini, harga emas akan naik dengan pesat. Kenapa demikian? Karena 
pada saat terjadi kondisi ekonomi yang tidak jelas, para investor 
cenderung menempatkan dananya di instrumen investasi yang aman. Logam 
mulia (emas) dinilai sebagai instrumen investasi yang aman. 
Dengan
 beberapa kelebihan dan kelemahan tersebut, jika Anda ingin berinvestasi
 di instrumen emas maka ketahui dua hal berikut ini: 
1. 
Investasi emas idealnya untuk jangka waktu minimal satu tahun. Kurang 
dari satu tahun investasi ini umumnya kurang optimal karena ada 
perbedaan antara harga beli dan harga jualnya. 
2. Mengingat 
harga emas berbeda untuk pecahan tertentu maka idealnya investasi di 
emas minimal 100 gram karena selisih harga beli dan harga jualnya tidak 
terlalu besar. Namun jika dananya kurang, maka investasi dengan berat 25
 gram atau 50 gram juga masih bisa direkomendasikan. 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar