TEMPO.CO, Kupang - Harga bahan bakar
minyak (BBM) di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT), menjelang
Lebaran melonjak menjadi Rp 25 ribu per botol (setengah liter) atau Rp 50 ribu
per liter. Kenaikan harga BBM itu juga berdampak pada kenaikan harga kebutuhan
pokok. "Harga Premium (bensin) di sini sudah tidak wajar lagi," kata anggota
DPRD Sabu Raijua, Yusak Musa Robo, di Kupang, Senin, 29 Juli 2013.
Warga Sabu Raijua, menurut dia, mengeluhkan harga BBM yang terlampau tinggi. Harga Premium tidak sesuai dengan harga subsidi. Apalagi saat ini menjelang Lebaran dan cuaca buruk menjadi pemicu kelangkaan BBM. "Biasanya harga melambung karena cuaca buruk atau menjelang hari besar keagamaan."
Yusak meminta pemerintah setempat untuk menekan harga BBM sesuai dengan harga subsidi, yakni Rp 6.500 per liter. Menurut dia, harga BBM mahal karena dijual per drum, bukan per liter.
Wakil Bupati Sabu Raijua, Nikodemus Rihi Heke, mengatakan pemerintah telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET). Namun, setelah kenaikan BBM, belum ada HET baru yang ditetapkan. "Kami masih melakukan kajian, setelah adanya kenaikan harga BBM. Dalam waktu dekat kami akan keluarkan SK terkait HET BBM di daerah ini."
Warga Sabu Raijua, menurut dia, mengeluhkan harga BBM yang terlampau tinggi. Harga Premium tidak sesuai dengan harga subsidi. Apalagi saat ini menjelang Lebaran dan cuaca buruk menjadi pemicu kelangkaan BBM. "Biasanya harga melambung karena cuaca buruk atau menjelang hari besar keagamaan."
Yusak meminta pemerintah setempat untuk menekan harga BBM sesuai dengan harga subsidi, yakni Rp 6.500 per liter. Menurut dia, harga BBM mahal karena dijual per drum, bukan per liter.
Wakil Bupati Sabu Raijua, Nikodemus Rihi Heke, mengatakan pemerintah telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET). Namun, setelah kenaikan BBM, belum ada HET baru yang ditetapkan. "Kami masih melakukan kajian, setelah adanya kenaikan harga BBM. Dalam waktu dekat kami akan keluarkan SK terkait HET BBM di daerah ini."
OPINI : lebih cepat lebih baik!! Karna banyak sekali
kerugian bagi para pengguna BBM didaerah kupang yg terlalu tinggi membayar 1
liter dengan harga Rp. 50.000 . Membuat segala aktivitas terganggu yang
mengakibatkan para pengguna bbm tidak mampu membeli bbm yg menjadi pemenuh
kebutuhan sehari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar